Mempunyai pekerjaan sesuai passion dengan gaji yang tinggi memang menjadi impian bagi seluruh karyawan di dunia. Salah satu pekerjaan yang mungkin menjadi impian calon karyawan adalah bekerja di perusahaan startup. Tempat kerja yang nyaman serta umumnya menawarkan gaji yang tinggi membuat orang-orang FOMO (fear of missing out) atau rasa takut akan kehilangan momen atau tren) untuk resign dari tempat kerja sebelumnya dan segera bergabung di startup di Indonesia.
Ironisnya, fenomena FOMO untuk bergabung di perusahaan startup yang terjadi membuahkan petaka. Era bakar uang yang sering diterapkan oleh perusahaan rintisan atau startup untuk menggaet konsumen baru tidak selalu berhasil, investor bisa saja menghentikan pendanaan hingga bisnis kolaps. Dampaknya, saat ini tidak sedikit perusahaan memilih melakukan PHK massal hingga pemberhentian operasional atau gulung tikar.
Kementerian Tenaga Kerja mencatat, setidaknya ada 15000 orang terkena dampak dari perusahaan startup di Indonesia yang memangkas karyawannya. Berikut startup yang terkena imbas gelombang PHK:
Di sektor pendidikan ada Pahamify yang melakukan pemutusan kerja pada karyawannya. Menurut CEO Pahamify Syarif Rousyan Fikri,mengklaim bahwa jumlahnya lebih sedikit dari rumor yang ada. Upaya pemutusan hubungan kerja ini mereka lakukan karena tidak bisa beradaptasi dengan situasi ekonomi saat ini. Mereka pun tengah melakukan evaluasi terhadap setiap kebijakan.
Masih di sektor yang sama, ada nama Zenius yang melakukan kebijakan serupa. Zenius telah memberhentikan lebih dari 200 karyawan. Ditengah gejolak ekonomi, perusahaan juga mengalami penurunan kinerja sehingga itu menjadi alasan yang kuat untuk memangkas karyawannya.
Tidak hanya di sektor pendidikan, perusahaan startup yang bergerak di sektor keuangan digital BUMN juga terkena dampaknya. Reorganisasi SDM dilakukan dikarenakan atas dasar relevansi fungsi SDM pada kebutuhan dan fokus bisnis. Langkah ini diambil LinkAja secara matang untuk kepentingan seluruh pemangku perusahaan dan karyawan. Tentu saja rencana tersebut sesuai dengan aturan prinsip good corporate governance dan regulasi yang telah digariskan oleh pemerintah.
Kabar buruk juga diberitakan JD.ID sebagai salah satu e-commerce atau perusahaan startup dari sektor layanan belanja daring. Keputusan untuk PHK massal tersebut sebagai salah satu improvisasi agar JD.ID dapat terus beradaptasi dan selaras dengan tren dan dinamika pasar di Indonesia.
Perusahaan startup yang bergerak di sektor streaming audio ini juga ikut andil dalam gelombang PHK massal. Sejumlah peran dalam perusahaan dihilangkan tetapi menurut laporan Bloomberg beberapa mantan karyawannya secara sukarela berhenti bekerja untuk memilih peluang karir lainnya diluar Clubhouse.
Line tidak hanya sebagai media pertukaran pesan tetapi juga berita yang biasa disebut LINE Today. Tetapi Line Indonesia dirumorkan telah menutup layanan pengumpulan berita. Hingga saat ini, Line Today masih bisa diakses tetapi pembaruan dan informasi di masa mendatang akan dilakukan di halaman pemberitahuan untuk pengguna Line.
baca juga: Manfaat Media Sosial Bagi Pelaku Usaha
Sebagai karyawan yang terkena dampak, kita harus memiliki effort lebih untuk survive demi kelangsungan hidup. Berikut ini upaya untuk survive di tengah ramainya PHK startup di Indonesia;
Hidup tak hanya investasi pada keuangan, perlu juga investasi pada diri sendiri. Skill yang dimiliki akan berpengaruh pada pekerjaan yang akan dilamar. Di waktu yang sama, kuasai keahlian yang beragam, bisa skill komunikasi, skill bahasa inggris aktif dan lain-lain.
Agar selalu up to date dan tidak basi, kamu perlu mengupdate CV. Mungkin terakhir kali kamu ada pencapaian kerja yang telah diraih. Jika luput memasukkan prestasi yang diraih, kamu akan rugi. Perusahaan selalu menilai dan mengevaluasi calon karyawannya dari CV yang dikirimkan.
Pekerjaan tidak harus dilakukan tatap muka. Ada banyak keahlian yang bisa dilakukan secara online. Pastinya kamu tahu seberapa kemampuan kamu untuk survive dengan memanfaatkan media online sebagai lading bisnis. Cari penghasilan secara online seperti membuka jasa freelance, menjual barang lewat e-comerce dan lain-lain. Salah satunya, kamu bisa membangun website toko online.
Jika perusahaan mendaftarkan BPJS tenaga kerja, pasti terdapat saldo tabungan JHT. Dana BPJS tersebut bisa langsung dicairkan untuk modal kerja. Manfaatkan dan BPJS untuk survive dari gelombang PHK startup di Indonesia untuk membuka usaha sendiri.
baca juga: Grup Perusahaan Orang Terkaya Versi Majalah Forbes Indonesia
Pendapatan yang mampet pasti akan membuat kelimpungan. Maka sebab itu, perketat pengeluaranmu dengan merinci pengeluaran. Jangan sampai pengeluaran yang berlebihan membuat kamu semakin frustrasi. Akan lebih baik gunakan tabungan yang ada untuk membuka bisnis sendiri atau modal untuk mencari pekerjaan baru.
Nah, itulah upaya yang perlu kamu lakukan dalam mengantisipasi terjadinya gelombang PHK startup di Indonesia. Semoga bermanfaat, ya.